SEBUAH KARYA LITERASI SISI LAIN KAMPANYE YARIS SALATIGA, JUM’AT 10/02/2017
Reportactual.com – Ini adalah sebuah Karya literasi sisi lain dari kampanye YARIS Jum’at 10 Februari 2017 beberapa hari yang lalu. Ini adalah sebuah catatan seorang Korlap Pasukan Payung yang mengajak warga salatiga mendukung YARIS berjuang untuk YARIS dengan hati dan Cinta Ilahi. Bagaimanapun Kecintaan kita kepada pasangan YARIS untuk kita perjuangankan agar menang di Pilkada kota Salatiga 15 Februari nanti namun ada Cinta yang jauh lebih tinggi untuk tetap kita jaga dalam diri kita, dalam aqidah dan keyakinan kita sebagai seorang Hamba yang sadar akan kuasa Ilaihi atas dirinya yang lemah sebagai seorang makhluk. Semoga Catatan sebuah karya Literasi ini bisa diambil sisi positifnya untuk kita semua agar senantiasa bisa menempatkan dengan benar Cinta diatas Cinta.. Salam ( Redaksi )
Dalam kampanye terbuka Yaris kemaren, saya bertugas mengkoordinir teman2 pasukan payung dari wilayah Bugel. Saya memang sengaja membuat 75 payung berlogo Yaris, sebagai kenang-kenangan yang saya bagikan ke tetangga-tetangga saya. Ini murni inisiatif saya bukan sebagai sebuah sogokan ataupun sejenis money politik, karena saya sdh tahu betul kalo orang-orang yg saya kasih payung ini akan memilih Yaris. Sebagai seorang tetangga yg sudah berkumpul lama, insyaAllah saya makrifah dengan pilihan mereka.
Sebenarnya saya diminta untuk mengajak 75 orang sebagai pasukan payung, tapi ini adalah permintaan yang sangat susah. Mengingat tidak semuanya longgar untuk bisa ikut kampanye, bisa jadi karena sudah sepuh, atau pegawai pemerintah atau kerja atau punya anak kecil. Akhirnya setelah saya gerilya dari satu rumah ke rumah yg lain, mengajak secara langsung, akhirnya terkumpullah 15 orang.
Segera saya menghubungi pak bos angkot untuk mengirimkan 1 armadanya, mengkondisikan teman-teman yang mau berangkat dan mengontak PJ lapangan yang akan menerima mereka, karena kebetulan saya sendiri tidak bisa membersamai dikarenakan ada agenda yang tidak dapat ditinggalkan. Saya berjanji bahwa saya akan menyusul segera setelah agenda saya selesai
Maka sesuai janji saya, jam 15.48 , bersama seorang teman saya segera meluncur ke Lapangan Pancasila. Saya fikir barisan karnaval sudah sampai sana. Ternyata disana masih sepi, sama sekali belum ada tanda-tanda bahwa barisan akan sampai sana, bahkan lapangan pancasila bersih seperti sebelumnya tidak ada acara apapun disana. Padahal tadi disitu habis buat shalat jumat dan titik kumpul pasukan konvoi kampanye Yaris juga.
Karena masih sepi akhirnya saya putuskan shalat Ashar dulu, selesai shalat saya menunggu di depan masjid Darul Amal. Tunggu punya tunggu bahkan sampai jam sudah menunjukkan pukul 16.15 barisan belum tampak, hanya sayup-sayup terdengar suara drumblek yang sebenarnya menunjukkan bahwa barisan sudah dekat. Maka saya lalu memacu motor mendekati arah suara. Di pertigaan dekat pemkot motor2 sudah di stop. Terlihat di sekitar 100 m kedepan barisan barongsai beraksi.
Saya melihat hp untuk melihat jam berapa saat itu, sejak tadi saya gelisah, takut klo pasukan payung belum shalat Ashar, karena tadi mereka berangkat jam 14.30 dari rumah saya. Saya merasa sangat khawatir, kalau sampai nanti mereka tidak kebagian waktu shalat Ashar, mengingat posisi pasukan payung berada di belakang pasukan drumblek. Saya lalu mendekati mas-mas pengamanan yang berbaju hitam dengan tulisan sedulur Yaris. Awalnya saya agak segan untuk bertanya, karena masnya itu tangannya penuh tato dan berwajah sangar.
Tapi ternyata masnya sangat santun, dia minta maaf karena motor saya tidak boleh melintas karena jalan sangat padat, sedang ada banyak atraksi. Melihat kesantunan dan keramahan masnya, rasa segan itu langsung menguap. Saya sampaikan bahwa saya ingin memastikan bahwa pasukan payung sudah shalat atau belum karena waktu Ashar keburu habis. Oleh masnya saya disarankan untuk memutar saja dan menyisir di kota karena pasukan payung itu ada di belakang sendiri.
Dengan mengikuti saran masnya, segera saya meluncur ke kota. Saya ikuti arus kendaraan yg berjalan di belakang pasukan drumblek. Dengan pelan saya coba menyisir, tapi tidak saya temukan pasukan payung, bahkan hingga posisi saya sdh dekat dengan pasukan drumblek terdepan. Akhirnya saya memutar lagi ke pancasila, berharap pasukan payung sudah sampai sana.
Ketika saya jawab belum, mas nya dengan sigap mencarikan saya jalan di samping barisan barongsai dan barisan kostum sehingga saya bisa merengsek ke dalam barisan. Setengah berlari saya menyibak ratusan orang yg berjalan tertib.
Tidak saya pedulikan pemandangan menarik saat masyarakat berbondong-bondong dengan antusias Pasangan Pak Yulianto dan Pak Haris untuk berfoto, yang ditanggapi dengan antusias juga oleh Pak Yuli dan Pak Haris.
Alhamdulillah akhirnya saya bertemu dengan tetangga tetangga saya yang jadi pasukan payung. Saya tanyakan apakah mereka sudah shalat Ashar ? Dan jawab mereka sambil tersenyum manis dan ramah kepadaku ..SUDAH. MasyaAllah..Alhamdulillah yaa Rabb.. bagaikan tersiram air es, beribu kesejukan dan kelegaan memenuhi hati saya.
Rupanya tadi sebelum jalan konvoi, sehabis orasi – orasi di GPD mereka menyempatkan shalat Ashar terlebih dahulu.. saya sangat bersyukur, dan semakin bangga dengan Yaris ini, karena dalam hingar bingar momen kampanye terbuka yang merupakan penutup rangkaian kampanye ini, shalat masih tetap diperhatikan dan menjadi prioritas untuk ditegakan.. semakin yakin bahwa pilihan saya tidak salah.. YARIS, I lope you pull..
Leave a Reply