Reportactual.com – Berbagai daerah di Indonesia tersedia bahan pangan lokal yang pernah jaya di masanya, namun dianggap tanaman liar bahkan hama. Padahal dulu nenek moyang kita pernah menjadikan bahan pangan lokal tersebut pernah sedekat sahabat di meja makan. Masih teringat gembili, uwi, tales, singkong, ubi ungu, jagung, sagu, bonggol pisang, kedelai, kacang tanah-kacang hijau, kentang, ganyong, dan sukun serta berbagai tanaman pangan lain yang kemudian ratingnya menurun drastis bahkan langka karena pola konsumsi masyarakat yang terkosentrasi pada beberapa bahan pangan pokok saja.
Sehingga konkrit diperlukan upaya kreatif untuk menghidupkan kembali budaya pangan asli Indonesia, kembali dalam rangka menyelamatkan plasma nutfah komoditi pangan Indonesia yang kaya ragam dan gizinya. Upaya ini kami berbasis dengan pengolahan pangan kuliner kreatif Brownis Ndeso. Brownis merupakan salah satu jenis camilan masa kini berbahan pangan terigu. Padahal gandum nyaris tidak pernah hidup dan popular di tanah air, inilah politik pangan.
Kami berinovasi membuat browniez berbahan pangan lokal, berbahan pisang, jagung, ketan hitam, ubi ungu, durian, waloh, dan kacang hijau serta bahan pangan lokal tertentu. Selain sebagai upaya menghidupkan kearifan lokal di daerah diharapkan juga bisa dikelola menjadi bisnis yang go internasional. Sehingga formula ini harus dikelola sebagai akselerasi ekonomi daerah yang potensial dan mengubahnya menjadi energi kinetik kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Formula kegiatan ini mengajarkan tentang membangkitkan kesadaran dan merebut kesempatan dalam kompetisi bisnis.
Kegiatan ini tidak hanya teaching tentang konsep resep yang pas dan lezat, sekaligus ditambah training yang diisi dengan demonstrasi masak agar mengetahui hasil dari resep tersebut serta coaching untuk klinik bisnis kuliner Brownis Ndeso dalam konteks pemasaran dan pengembangan. Bersama Ustadzah Kristin Anggriani yang aktif di dunia aktivis Salimah (Persaudaran Muslimah) Kabupaten Semarang. Semoga barakah dan selalu semangat membangun kader penggerak ekonomi rumah tangga yang lebih berdikari dan mandiri dalam ekonomi ummat. Prospek usaha ini selain menjaga plasma nutfah gen pangan lokal, tapi juga berpeluang untuk menjadi industri rumah tangga dalam skala UKM, masuk dalam himpunan UKM binaan Bappeda Daerah, mengikuti berbagai pameran UKM di dalam dan luar negeri, sehingga memiliki jaringan perusahaan wanita yang kuat di negeri Indonesia yang memiliki keanekaragaman pangan lokal yang banyak.
Penulis/Promotor : Iwan Budiono Email : [email protected] 085726992488
Reportactual.com / Photo. Doc
Ralat Kontak center 085741381201