BENDERA SETENGAH TIANG DAN TANGISAN PILU PARA GURU ..”

by February 28, 2017
PERISTIWA 0   1.4K views 0

Reportactual.com – Bendera setengah tiang dipasang di depan SDN Jimbaran Wetan kemarin (27/2). Beberapa warga di sekitar sekolah pun memasang bendera serupa. Tanda duka menyelimuti lingkungan sekolah tersebut. Suasana sekolah saat itu begitu sunyi. Hanya ada tujuh guru yang tersisa di sekolah tersebut. Itu pun, satu guru sedang mengikuti pelatihan di Malang.

Raut kesedihan pun terpancar jelas di wajah mereka. Seakan tidak percaya bahwa telah terjadi kecelakaan maut yang menimpa rombongan guru SDN Jimbaran Wetan saat pelesir di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (26/2). Lesu dan tak bergairah. Begitu juga para siswa.

Pagi itu, sekitar pukul 07.00, seluruh siswa dikumpulkan di halaman sekolah. Para guru berusaha tegar saat mengumumkan berita duka tersebut kepada ratusan peserta didik. Mereka pun tak kuasa menahan tangis. Setelah menggelar doa bersama, seluruh siswa kelas I hingga V terpaksa dipulangkan untuk belajar di rumah. Kecuali siswa kelas VI. Mereka masih diwajibkan masuk lantaran ada kegiatan tryout serentak jenjang SD.

Sebagaimana diberitakan, kecelakaan itu terjadi saat keluarga besar SDN Jimbaran Wetan pelesir dalam rangka perpisahan beberapa orang. Yang pertama adalah Suwandi, kepala SDN Jimbaran Wetan yang dimutasi ke SDN Jimbaran Kulon. Lalu Pudji Hariono, guru agama, yang memasuki masa pensiun. Ternyata, perpisahan itu untuk selamanya.

Selain itu, yang turut meninggal adalah Zurroh, kepala sekolah yang sedianya menggantikan Suwandi. Lalu, ada Ria Resbara (guru honorer) dan Ega Nanda Hafasida (siswa kelas IV C yang juga anak Khuzaini Afifah, guru SDN Jimbaran Wetan). Korban lain adalah Ica Susilawati, anak Suwandi.

Petaka itu terjadi karena bus Solaris Jaya nopol K 1677 CB yang mereka tumpangi terjun ke jurang sedalam 10 meter di Banaran, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, pada Minggu.

Lantaran suasana berduka, Hadi Prayitno, guru SDN Popoh, turut membantu mengondisikan SDN Jimbaran Wetan. Meskipun tidak ada perintah dari kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo maupun kepala UPTD Dikbud Kecamatan Wonoayu. “Saya datang ke sini untuk mengondisikan suasana di sekolah saja. Inisiatif sendiri. Sebab, sebagian besar guru menjadi korban kecelakaan maut,” kata pria yang juga anggota Komite SDN Jimbaran Wetan itu.

Hadi menyatakan, seluruh siswa sudah dikumpulkan untuk belajar di rumah. Kebijakan itu dibuat hanya untuk sementara hingga kondisi di sekolah stabil. Itu juga sesuai instruksi kepala UPTD Dikbud Kecamatan Wonoayu.

Sementara itu, seluruh siswa kelas VI tetap masuk dan menjalani tryout hingga Rabu (1/3). “Hari ini (kemarin, Red) siswa kelas I-V pulang. Besok (hari ini, Red) kami masih belum mengetahui,” ujarnya

Sumber berita JawaPos.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.