OUTING CLASS SMPIT CAHAYA UMMAT, SISWA BELAJAR MEMBUAT TAHU SERASI BANDUNGAN “
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu ( SMPIT ) Cahaya Ummat Bergas, kembali mengadakan Outing Class atau Pelajaran Luar Sekolah ( PLS ) diakhir semester II setelah anak anak selesai melaksanakan UTS ( Ujian Tengah Semester ). Kegiatan PLS atau Outing Class kali ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 Maret 2017 dan diikuti oleh seluruh siswa siswi SMPIT Cahaya Ummat dari kelas VII hingga kelas IX yang berjumlah kurang lebih 89 siswa.
Dengan menggunakan lima Armada angkutan prona ditambah satu mobil Kijang milik salah seorang Guru pengajar, Rombongan SMPIT Cahaya Ummat berangkat dari Kampus SMPIT Cahaya Ummat yang terletak di dusun Kalinjaro kelurahan Karangjati, Bergas menuju Lokasi pertama Outing Class yaitu di Pabrik pembuatan Tahu Serasi Bandungan.
Pabrik tahu Serasi milik Hjh. Khodijah warga bandungan ini telah memproduksi Tahu Serasi khas Bandungan sejak tahun 2001. Beliau adalah seorang Kades di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan yang telah menjalankan bisnis Tahu Serasi ini selama 16 tahun. Pribadinya yang rendah hati dan mau berbagi, beliau tidak segan-segan untuk memberitahukan resep andalannya dalam membuat Tahu Serasi ini kepada para siswa SMPIT Cahaya Ummat yg datang berkunjung. Mulai dari pembuatan hingga cara beliau memasarkan produk-produknya ke masyarakat.
Para siswa SMPIT Cahaya Ummat nampak antusias belajar bagaimana proses pembuatan tahu serasi bandungan ini. Proses pembuatan tahu serasi ini pun sangat higienis, mulai dari perendaman biji kedelai hingga penggilingan kasar dan penggilingan halus yang sudah dilakukan dengan bantuan mesin. Biji kedelai yang bagus akan direndam selama kurang lebih 6 jam kemudian digiling kasar agar kulit arinya terkelupas dari dagingnya. Jadi tinggal dagingnya saja yang digunakan untuk tahu ini. Kemudian daging kedelai bersih tadi digiling halus. Proses pencucian (rimbang) pun dimulai. Seletah digiling halus, biji kedelai tadi akan menghasilkan keluaran. Hasil keluaran dari penggilingan halus tadi dicampur dengan air. Setiap 12,5 kg kedelai diberi air sekitar 200 liter. Setelah itu diperas dan disaring kembali untuk memisahkan sari-sari kedelai dengan ampasnya. Sari-sari kedelai tadi inilah yang nantinya akan menjadi bakal Tahu Serasi.
Sari-sari tersebut direbus dalam suhu uap yang tinggi. Perebusan dilakukan hingga sari-sari yang berupa air tadi mendidih dan mengeluarkan busa. Didihan air tersebut yang nantinya dapat dikonsumsi masyarakat yang biasa dikenal dengan susu kedelai.
Sedangkan sisa perebusan tadi diberi bumbu berupa bibit tahu atau air tahu kemarin. Setiap 200 liter air bicampur dengan 2 kg garam dan bibit tahu tadi sekitar 15 liter, agar bisa mengkristal. Kristal-kristal tersebut kemudian dicetak atau dibungkus menggunakan kain sutera dengan bantuan cetakan. Tahu-tahu yang sudah dibungkus tadi di “pres” untuk menghilangkan kadar air yang terkandung dalam tahu tadi. Kemudian tahu-tahu tadi dikeluarkan dari kain sutera dan Tahu Serasi Bandungan siap untuk dikemas.
Hasil dari gilingan halus kedelai mentah yang sudah disaring tadi setelah diambil sarinya akan tersisa ampas. Ampas ini nantinya bisa diolah menjadi salah satu produk Pabrik Tahu Serasi Bandungan ini yaitu Tempe Gembus. Ampas tersebut bisa di “pres” agar kadar airnya hilang hingga kering. Kemudian dikukus hingga matang. Setelah matang diangkat dan ditunggu hingga dingin. Ampas yang sudah dingin tadi diberi ragi tempe lalu dikemas. Ditunggu kurang lebih satu malam, dan Tempe Gembus siap dipanen.
Ada juga produk olahan lain yaitu Tempe kedelai. Tempe yang diproduksi di pabrik ini berbeda dengan tempe pada umunya. Tempe ini dibungkus dengan menggunakan daun andong. Penggunaan daun andong ini pun juga sebagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam. Selain itu penggunaan daun andong dinilai lebih ramah lingkungan dibanding dengan memakai plastik.
Selain Tahu Serasi, susu kedelai, tempe kedelai, dan Tempe Gembus, ada juga produk olahan lain yang dihasilkan di pabrik ini yaitu krupuk tahu. Krupuk tahu ini dibuat dari tahu yang tersisa, tidak habis dijual. Sebagai pemanfaatan industri kreatif, maka Ibu Khodijah menjadikan tahu-tahu tersebut menjadi krupuk. Tahu Serasi yang sudah jadi tadi diiris kotak-kotak, kemudian dijemur hingga kering, dan krupuk tahu siap dipanen. Tetapi karena sekarang ini Tahu Serasi sangat laris di pasaran, maka produksi tahu yang dibuat Ibu Kotijah dan anak buahnya selalu habis dan tidak ada sisa lagi sampai kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar.
Setelah puas belajar pembuatan tahu serasi Bandungan, dalam kegiatan PLS ini para siswa SMPIT Cahaya Ummat melanjutkan perjalanan dilokasi kedua yaitu tempat wisata Gedong Songo. Para siswa mendapatkan tugas untuk membuat wawancara dengan para pedagang, gaet, dan penduduk setempat tentang sejarah Gedong Songo, Dinamika kehidupan masyarakat disekitar Candi Gedong Songo, dll
Alhamdulillah kegiatan PLS kali ini kami ajak para siswa untuk belajar membuat tahu Serasi Bandungan yang ternyata proses pembuatannya sangat mudah dipelajari dan kami ajak pula para siswa untuk lebih mengenal cagar budaya peninggalan nenek moyang yaitu Candi Gedong Songo, para siswa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini “ Tegas Agustina, Pengampu Bidang Kesiswaan SMPIT Cahaya Ummat.
Outing Class ini juga merupakan sarana refreshing buat anak anak, sejenak menghilangkan kejenuhan dalam proses KBM dilingkungan sekolah, disini mereka belajar sambil berwisata dialam yang hijau, tambahnya ketika sudah berada di area Kompleks Candi Gedong Songo.
Reportactual.com productions Maret 2017
Leave a Reply