Reportactual.com – Gadis itu, berkata terbata sejak ucap pertama. Bukan, bukan karena dia tak piawai berbicara di depan khalayak ramai. Bukan pula karena ia miskin kosa kata yang hendak dibagi kepada pendengarnya.
Sesungguhnya ia telah terbiasa aktif di organisasi dan forum-forum diskusi. Tak jarang pula ia menjadi pembicara dalam berbagai acara. Tapi kesempatan kali itu, saat ia berkesempatan berbicara dalam satu forum bersama orang tuanya, merupakan waktu yang memiliki alasan untuk membuatnya tergugu.
Gadis itu, berbicara dengan hatinya.. Sebanyak apapun kata, tak akan mampu menyuarakan hati yang penuh dengan cinta.. Adalah Salma Karimah, buah hati ketiga dari Ustadz Muhammad Haris dan ustadzah Ida Nurul Farida..seorang wanita muda..muslimah sholihah in syaa Allah ..
Dalam acara bertema keluarga itu ia menyampaikan kesannya akan pendidikan yang diterapkan kedua orang tuanya sehingga ia dan empat saudaranya dapat tumbuh menjadi pribadi shalih-shalihah dan peduli terhadap permasalahan ummat..shubhanallah ..
Dalam acara Talkshow keluarga yang digagas oleh Rumah Keluarga Indonesia bidang keperempuanan PKS Tengaran itu ada tiga hal yang dicatat Salma dari orang tuanya.
Pertama, Ustadz Haris dan Ustadzah Ida selalu mengekspresikan cinta dan sayangnya. Hingga kini, ekspresi cinta keduanya masih selalu terekspresi, padahal putra-putri mereka telah tumbuh dewasa. Anak pertama telah menyelesaikan studi S1-nya di Madinah, Salma sendiri sudah duduk di tingkat akhir fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Namun, bagi mereka, rupanya ekspresi cinta itu tak berbatas waktu. Cium pipi kanan, cium pipi kiri, cium kening, juga pelukan sayang yang menenangkan dan menguatkan, membuat mereka sedemikan terikat dalam rasa. Dengan begitu, mereka menemukan bahwa rumah adalah surga..
Yang kedua, sebagai orang tua Ustadz Haris dan Ustadzah Ida selalu membangun kepercayaan kepada putra-putrinya. Mereka percaya bahwa putra-putrinya kelak akan mampu melanjutkan perjuangan. Mereka menunjukkan keyakinannya bahwa putra-putri mereka tak akan pernah membuat mereka kecewa. Kepercayaan tersebut pada gilirannya meembuat putra-putri mereka memahami hak dan kewajibannya.
“Ketika pertama kali datang ke Yogyakarta,” kisah Salma mengingat ketika ia akan melanjutkan studinya di tingkat SMA, “saya sadar bahwa saya membawa kepercayaan Abi dan Ummi.” Hal itu membuat Salma bersegera mencari komunitas terbaik agar ia mampu beristiqomah meski tidak lagi dekat dengan orang tuanya.
Dan yang ketiga hal yang luar biasa lagi, bagi Salma adalah bahwa kedua orang tuanya sangat sempurna membagi peran. Siapa yang bertugas di depan dan di belakang, siapa yang harus menanamkan jiddiyah dan kesungguhan, juga yang harus menanamkan kelembutan.
Salma dan saudaranya mendapatkan figur nyata dalam perkembangangan pikiran, fisik, dan spiritualitasnya. Sehingga mereka dapat tumbuh utuh penuh cinta dan menemukan semua yang ia cari di keluarga.
“Itulah kenapa,” katanya, “saya tidak pernah berfikir untuk berpacaran dan dekat dengan seorang laki-laki. Karena saya telah memiliki profil lelaki ideal dalam hidup saya; abi.”
Literasi by Maria Khalisha
Editor & Photo by Reportactual.com Production Mei 2017
Leave a Reply