Laporan wartawan Reportactual.com Nur Yulianto
Reportactual.com – Solo – Kegiatan upacara bendera tentu menjadi sebuah agenda wajib pada hari Senin dalam instansi maupun sekolah. Begitu juga di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nur Hidayah, Surakarta. Waktu tepat menunjukkan pukul 07.00, bel tanda masuk pun telah berbunyi.
Namun tidak dengan 142 siswa-siswi kelas 3 sekolah tersebut. Mereka berduyun-duyun menuju halaman sekolah. Berpakaian rapi seragam merah putih dan bersepatu hitam. Beberapa petugas upacara pun sudah nampak gagah dan anggun dengan peci dan selempangnya.
Pagi ini (Senin/16/4/18), sekolah yang sedang merintis menjadi sekolah Adi Wiyata tersebut menanamkan kembali visi sekolah kepada peserta didik. Arahan itu langsung dipaparkan oleh kepala sekolah dalam upacara bendera. Para siswa-siswi kelas 3 yang sebagai petugas dan peserta upacara mengikuti dengan khidmat di halaman sekolah setempat.
Salah satu siswa kelas 3 yang bertugas sebagai pemimpin upacara, Hafiz Praba (8) mengungkapkan pengalaman pertamanya,
Tentu saja deg-degan. Karena baru pertama menjadi pemimpin upacara. Tapi alhamdulillah dapat menjalankan tugas dengan baik. Menjadi pengalaman yang berkesan tentunya.”
Kepala SDIT Nur Hidayah, Waskito, S.Pd dalam amanat upacara memaparkan,
“Visi sekolah kita diperluas dengan ‘berbudaya lingkungan. Maka secara lengkap menjadi “Sekolah Berkarakter, Ramah Anak, Berprestasi Gemilang, dan Berbudaya Lingkungan. Dengan tagline Terdepan dalam Kebaikan. Visi atau cita-cita bukan hanya menjadi tanggung jawab guru, tetapi seluruh elemen sekolah mulai dari guru, siswa, semua orang tua maupun pegawai. Visi sekolah kami tambah dengan ‘berbudaya lingkungan’ agar warga sekolah semakin peduli terhadap lingkungannya.”
Sekolah tidak hanya bercita-cita menjadikan para siswa untuk cerdas dan berprestasi, tetapi juga berkarakter. Karena itu salah satu wujud pembentukan karakter adalah peduli terhadap lingkungannya.
“Lingkungan ini dalam arti luas kepada masyarakat sekitar karena kami berada di tengah perkampungan. Juga bisa diartikan lingkungan secara khusus di dalam sekolah, misalnya kesadaran membuang sampah di tempat sampah, mematikan lampu jika tidak dipakai, atau mematikan keran air jika telah selesai,” pungkasnya.
Sementara itu, Ataya Zahra Qonita (8) sebagai salah satu peserta upacara menyampaikan,
“Pesan bapak kepala sekolah kita agar peduli lingkungan, sekolah menjadi bersih dan nyaman. Salah satu contohnya membiasakan membuang sampah pada tempatnya.”
Leave a Reply